Ini Tiga Tren Fit Out Perkantoran di 2022

0
815
fit-out perkantoran

Jakarta – Dalam dua tahun terakhir, praktik kerja mengalami fleksibilitas akibat masalah kesehatan global. Kondisi ini menjadikan fit-out perkantoran di seluruh dunia menalami perubahan. Setidaknya ada tiga tren fit-out perkantoran yang mengadopsi perubahan pola kerja saat ini.

“Kami telah melihat perubahan dalam cara perusahaan merencanakan kebutuhan ruang mereka, yang pada akhirnya berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk fit-out, semua dalam lingkup di mana komponen biaya terus diamati secara cermat, ” kata Head of Project & Development Services, Asia Pacific Cushman & Wakefield’s, Tom Gibson, dalam keterangan resminya, baru-baru ini.

Gibson menjelaskan, ada penerapan desain yang menyeluruh dan penerapan standar fit-out. Selain itu,ada kebutuhan bagi penghuni korporat untuk menyediakan solusi teknologi yang terintegrasi. Ini untuk karyawan yang bekerja di lokasi maupun di luar lokasi. Ada juga penekanan yang lebih besar untuk menyediakan tempat kerja yang ramah lingkungan. Tetapi juga mengutamakan kesejahteraan karyawan.

Menurut Cushman & Wakefield’s 2022 Asia Pacific Office Fit-out Cost Guide, ada tiga tren utama fit-out kantor untuk tahun 2022, antara lain:

1. Perencanaan Hibrid yang Permanen

Ketika negara-negara Asia Pasifik berada di berbagai tahap “Kembali ke Kantor”, penghuni menerapkan spektrum praktik kerja fleksibel yang semakin populer. Tipologi fit-out juga berubah, dengan menyediakan lebih banyak ruang kolaboratif. Selain itu, ruang untuk pekerjaan yang terfokus.

Ada minat yang bertumbuh dalam memahami bagaimana caranya merancang ekosistem hibrid yang ideal. Misalnya, berapa banyak ruang yang dibutuhkan, seperti apa ruangannya nanti, berapa biaya untuk menyesuaikannya. Kemudian, untuk memenuhi tuntutan desain yang terus berkembang dari tempat kerja yang fleksibel.

2. Merancang untuk Pengalaman

Pandangan dari perangkat strategi tempat kerja Cushman & Wakefield, Experience per Square FootTM (XSF), telah menunjukkan bahwa karyawan di semua pasar menginginkan fleksibilitas tempat kerja yang lebih besar, meskipun pada tingkat yang berbeda-beda. Pengusaha sedang mempelajari bagaimana mengadopsi fleksibilitas yang lebih besar. Pengusaha juga mempertahankan budaya perusahaan. Lalu, kesetaraan pengalaman karyawan dan semakin lebih memilih kualitas daripada kuantitas ruangan.

Bangunan berkualitas tinggi yang menitikberatkan pentingnya kualitas kesehatan dan kesejahteraan menjadi wajib. Sebut saja, kebutuhan akan solusi teknologi yang terintegrasi mulus untuk pekerjaan di dalam dan di luar lokasi. Penerapan desain yang cermat dan standar fit-out menjadi sangat penting. Hal ini untuk mencerminkan peran dan tujuan kantor yang bermuara pada pengalaman, keterlibatan, kolaborasi, budaya, dan kesejahteraan.

3. Menggabungkan ESG

Para Penghuni dan Investor mulai lebih menekankan pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di semua aspek real estat mereka saat mereka menghadapi tantangan yang terkait dengan kompetisi perekrutan tenaga kerja, komitmen LST perusahaan, dan munculnya green capital.

Penghuni semakin menyadari pentingnya sertifikasi hijau dan kesehatan untuk proyek mereka dengan melibatkan konsultan di awal proses desain. Manajer proyek memainkan peran penting di  sini untuk memaparkan kepada klien strategi desain tempat kerja yang terbaru dan membantu mengintegrasikan prinsip-prinsip LST di tempat kerja mereka. (SAN)