Investor Asing Diprediksi Tetap Lirik Properti Jakarta

Properti Jakarta diprediksi masih diminati investor asing. (Foto: Pexels/Dadan Fitrayana)
Jakarta – Pasar properti Jakarta masih menarik minat investor asing meski tak lagi menjadi ibu kota. Pasalnya, Jakarta masih memiliki magnet bagi para investor asing, seperti pusat kegiatan bisnis masih berpusat di sini dan juga populasi penduduk yang besar.
“Jakarta tidak akan kehilangan daya tariknya karena sesuatu yang sudah pasti. Artinya, marketnya ada, populasinya ada, kegiatan aktivitas bisnisnya ada di sini. Walaupun memang ada kehawatiran kegiatan-kegiatan sebagian akan berpindah ke sana (IKN),” ucap Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto dalam Virtual Media Briefing Q2 2024 pada Rabu, 3 Juli 2024.
Lebih jauh Ferry menjelaskan, populasi metropolitan Jakarta yang sampai 30 juta jiwa akan menjadi pasar yang besar untuk investasi properti. Dia memandang, properti Jakarta di mata investor asing akan masih tetap menarik paling tidak dalam kurun waktu lima tahun mendatang selepas ibu kota negara pindah ke IKN.
Sementara untuk pasar properti Jakarta, seperti Perkantoran, Residensial, Ritel, Hotel dan Industrial di Kawasan Jakarta sepanjang kuartal II-2024 memperilatakan performa yang beragam. Untuk sektor perkantoran, tidak ada pasokan baru pada tahun 2024 sehingga menjadi salah satu katalis sektor ini untuk bergerak positif.
Kinerja Sektor Properti Jakarta
Total Pasok Kumulatif ruang perkantoran per Q2 2024 Jakarta 11.13 juta m2 untuk kawasan CBD 7,38 juta m2 dan di luar CBD 3,75 juta m2. Di luar CBD, masih akan ada pertambahan pasok sekitar 340.000 m2 periode 2024-2026.
Sementara untuk sektor residensial, fokus pengembang beralih dari apartemen ke rumah tapak sehingga kegiatan launching proyek apartemen baru berkurang di Q2 2024. Pengembang beralih fokus kepada peluncuran rumah tapak beberapa tahun terakhir, melihat insentif PPN lebih menguntungkan untuk sektor rumah tapak.
Tidak ada apartemen baru yang rampung pada kuartal ini menjadikan pasokan total tetap di 226.815 unit. Diperkirakan sembilan proyek (4.828 unit) akan rampung hingga akhir 2024. Mayoritas terkonsentrasidi Cilandak, Jakarta Selatan.
Untuk sektor ritel, pembangunan mal baru di Jakarta dan Bodetabek masih akan terus berlanjut, setidaknya hingga 2026. Total pasok ritel di Jakarta pada Q2 2024 sebanyak 4,89 juta m2 dan Bodetabek 3,18 juta m2.
Kemudian, pertumbuhan hotel baru di Jakarta tidak sebesar sebelumnya, namun masih ada pergerakan. Penambahan pasokan ini tentunya akan mempengaruhi kinerja hotel. Namun Jakarta masih dianggap sebagai lokasi utama bisnis sehingga masih ada potensi untuk pengembangan hotel baru, terutama karena kinerja pasar hotel saat ini sudah kembali ke kondisi yang relatif stabil.
Lima hotel baru (1 hotel bintang 3, masing-masing 2 hotel bintang 4 dan 5) di Jakarta yang berlokasi di Jakarta Pusat dan CBD. Pasok hotel baru mayoritas masih di CBD, terutama bintang 4 dan 5. Pertumbuhan hotel akan keluar dari CBD mengingat lahan yang semakin terbatas.
Lalu, subsektor kawasan industri tidak ada pasokan baru di H1 2024 untuk area industri di Surabaya dan sekitarnya dengan total persediaan lahan 3.374 ha (luasgross). (SAN)