
Kepala BPS Suhariyanto (Foto: BPS)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bidang usaha real estat masih berkinerja positif yakni tumbuh sebesar 0,94 persen sepanjang triwulan I-2021. Bersama lima subsektor lapangan usaha lainnya, real estat mencatatkan pertumbuhan sebesar 64,56 persen Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang triwulan I-2021.
Kelima lapangan usaha penyumbang 64,56 persen PDB terbesar triwulan I-2021 adalah sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. “Dari 17 subsektor usaha yang ada, sebanyak enam subsektor mencatatkan pertumbuhan positif. Rinciannya, informasi dan komunikasi (8,72 persen), pengadaan air (5,49 persen), jasa kesehatan (3,64 persen), pertanian (2,95), serta pengadaan listrik dan gas (1,68 persen). Terakhir adalah sektor real estat yang bertumbuh 0,94 persen,” ucap Kepala BPS, Suhariyanto saat mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Inodnesia kuartal I-2021 secara virtual, Rabu, 5 Mei 2021..
BPS mencatat, perekonomian Indonesia sepanjang triwulan I-2021 mengalami kontraksi sebesar 0,74 (year on year/yoy). Namun, pertumbuhan ekonomi memperlihatkan perbaikan dibandingkan triwulan IV-2020 yang terkontraksi sebesar 2,19 persen (yoy). Sektor industri realestat menyumbangkan pertumbuhan yang positif yakni sebesar 0,94 persen sepanjang triwulan 1-2021.
“Adanya perbaikan kontraksi ekonomi di triwulan I-2021 yang hanya 0,74 persen ini menunjukkan bahwa tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata. Kita berharap bahwa pemulihan ekonomi di tahun 2021 bisa terwujud,” kata Suhariyanto.
Sebanyak 11 sektor usaha mengalami kontraksi dengan transportasi dan perdagangan yang terkontraksi paling dalam yakni sebesar 13,12 persen. “Kendati masih terkontraksi, secara umum kontraksinya menipis atau tidak sedalam pada triwulan IV-2020. Artinya, seluruh sektor usaha menunjukkan pemulihan,” ucapnya.
Suhariyanto menjelaskan, proses pemulihan ekonomi akan berbeda-beda pada masing-masing sektor usaha. “Proses pemulihannya berbeda-beda untuk masing-masing sektor, tergantung seberapa dalam kontraksinya,” ujar Suhariyanto. (BRN)