
Wakil Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Herry Sulistyono dalam acara Market Review IDXChannel (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pengembang properti masih optimis meski angka inflasi terus merangkak naik, yang pada Juni 2022 menyentuh angka 4,35% (yoy). Sektor properti telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan meski belum bisa kembali normal seperti dua tahun lalu.
“Seperti yang sudah kita ketahui, sektor properti sekarang sudah mulai menggeliat kembali walaupun belum kepada posisi yang semula. Tapi, bagaimanapun juga optimisme dari kita anggota REI cukup besar untuk perkembangan laju kita ke depan,” jelas Wakil Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Herry Sulistyono dalam acara Market Review IDXChannel, Jumat, 8 Juli 2022.
Herry menjelaskan, inflasi yang mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir akan mempengaruhi pula laju sektor properti. Salah satu dampak dari kenaikan inflasi adalah kenaikan harga bahan baku.
“Tapi mengenai masalah inflasi secara langsung atau tidak langsung mungkin dapat berdampak juga walaupun itu sektor-sektor tertentu yang bisa terdampak. Inflasi bisa juga mengakibatkan kenaikan bahan baku. Tentunya itu akan memengaruhi harga-harga terhadap bahan baku,” urai Herry.
Sampai saat ini, lanjut Herry, sebagian besar pengembang masih belum menaikkan harga jual produk propertinya. Pasalnya, daya beli masyarakat yang masih belum pulih seperti semula.
“Di satu sisi, terbatasnya kemampuan daya beli dari masyarakat kita karena dampak pandemi dan juga faktor inflasi. Kebanyakan dari rekan- rekan kita masih belum berani melakukan kenaikan harga,” ucap Herry.
Dalam kondisi inflasi seperti sekarang, sejumlah pengembang masih bisa menutupi kenaikan harga bahan baku.
“Selama inflasi tersebut masih seperti sekarang dan BI belum menaikan suku bunga, kita masih bisa meng-cover dan belum menaikan harga dulu, kecuali jika kenaikan inflasi dan harga bahan banguna tidak bisa di cover maka tidak ada pilihan lain, selain menaikan harga,” kata Herry.
Penjualan
Di tengah kenaikan inflasi, pengembang juga tetap optimis penjualan properti terus berlanjut. Sejumlah kebijakan pemerintah terkait sektor properti merupakan satu stimulus untuk terus mengalirnya penjualan properti sampai akhir tahun ini.
“Dengan adanya bantuan pemerintah terkait masalah pembebasan itu (PPNDTP–red), mulai sedikit mengangkat, terutama sektor perumahan di bawah Rp5 miliar. Itu cukup membantu bagi mereka yang ingin mendapatkan properti,” terang Herry. (SAN)