Produsen Furnitur Nasional Perluas Pasar ke India

0
54
produk furnitur

Jakarta – Produsen furnitur nasional memperluas pasar non-tradisional dengan berpartisipasi pada IndexPlus Delhi 2024 yang diselenggarakan 9-11 Agustus 2024. Ini adalah platform pameran internasional khusus interior, arsitektur dan desain terbesar di India. Sektor industri ini memiliki nilai tambah tinggi berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

“Nilai komitmen bisnis yang tercatat dari kepesertaan Indonesia pada pameran tersebut sebesar Rp 17 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, dalam keterangan pers yang dikutip Rabu, 14 Agustus 2024.

Enam pasang produsen furnitur nasional kolaborasi perusahaan dan desainer furnitur mewakili Indonesia pada ajang tersebut. Perwakilan tersebut adalah Cocoon Asia dan Handyanto Hardian serta Chakra Naga Furniture dan Chyntia Margareth. Selanjutnya, Wisanka dan Suskariyanto, serta Dekor Asia Jayakarya dan Gege Noby. Ada pula Satori Rattan dan Zulyo Kumara serta Nafarrel Furniture dan Vincentius Aldi Masella.

Dalam rangka meningkatkan penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, pemerintah menyusun strategi yang berfokus kepada lima hal. Yakni fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan SDM terampil, serta fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar. Berikutnya, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.

Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku industri furnitur, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pemberian fasilitas insentif perpajakan berupa tax allowance, serta kemudahan prosedur ekspor produk hilir dan impor bahan baku atau bahan penolong. “Semua program tersebut merupakan wujud keberpihakan pemerintah agar industri dalam negeri dapat berdaulat, maju, dan berdaya saing,” terang Putu.

Raihan Semester I-2024

Tercatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri furnitur pada semester I tahun 2024 sebesar 0,50%. Hal ini merupakan kabar baik, mengingat pada 2 tahun terakhir industri ini mengalami kontraksi. “Pada tahun 2022, pertumbuhan industri furnitur turun menjadi 1,99%, lalu tahun 2023 menurun ke angka 2,04%. Namun pada semester I – 2024 ini, mengalami peningkatan positif sebesar 0,50%. Meski rentan fluktuatif, di tahun 2021, industri furnitur sempat mengukir pertumbuhan hingga 8,16%,” kata Putu.

Pada semester I – 2024, produk industri furnitur termasuk furnitur dari logam dan plastik, memberikan kontribusi sebesar 1,1% terhadap PDB non migas, dengan nilai kinerja ekspor mencapai US$ 1,02 miliar.

Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global tahun 2023 tercatat sebesar US$ 629 miliar, dengan proyeksi pertumbuhan tahun 2024 sebesar 5%. Kondisi ini membuka peluang bagi industri furnitur Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar global, salah satunya ke India.

Halaman Selanjutnya
1 2