Sekarang Waktu yang Tepat Membeli Rumah, Ini Alasannya
Jakarta – Berdasarkan data yang dikeluarkan Bank Indonesia, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengalami penginkatan sebesar 1,89% year-on-year pada kuartal II 2024. Menurut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, masyarakat perlu didorong untuk segera melakukan pembelian rumah.
“Karena semakin ditunda kalau kita lihat dari sisi index harga pertumbuhan rumah akan terus meningkat,” katanya pada Talkshow Insentif PPN dan Prospek Investasi Properti di JCC Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024.
Anton menjelaskan, rata-rata perbandingan harga rumah terhadap total pendapatan per tahun menunjukan bahwa peningkatan penghasilan lebih rendah dari pada laju peningkatan harga properti.
“Sebagai contoh misalnya di tahun 2024 hasil studi LPEM FEB UI bahwa kisaran harga rumah dibandingkan pendapatan rata-rata di atas 10 kali pendapatan,” imbuhnya.
Disamping itu, isu lain yang mempengaruhi kaum muda belum memikirkan untuk membeli rumah, antara lain pengeluaran konsumsi milenial tinggi, kenaikan harga hunian belum sebanding dengan kenaikan upah, lokasi hunian dengan harga yang terjangkau dan fasilitas memadai tidak sesuai dengan gaya hidup milenial dan kebanyakan milenial pekerja kreatif yang bersifat informal (non bankable)
Untuk itu, usia produktif saat ini menjadi saat yang tepat untuk menabung. Menunda membeli rumah akan memperberat dana yang perlu dikumpulkan jika tidak berinvestasi pada instrumen yang memberikan return lebih tinggi daripada kenaikan harga rumah.
“Kita berharap bahwa sejak awal ada pengetahuan bahwa memiliki rumah itu penting,” ujarnya.
Propertinomic Pengungkit Perekonomian
Senada dengan Anton, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) REI, Joko Suranto mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah. Pasalnya, banyak kebijakan pemerintah yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah.
“Kami meyakini saat ini adalah saatnya membeli properti karena ada PPN DTP dan hampir tiga tahun ini sebenarnya properti tidak mengalami kenaikan yang signifikan,” jelasnya.
Oleh karena manfaat yang luar biasa dari Kebijakan PPN DTP, maka diharapkan program tersebut dapat terus dilanjutkan hingga akhir tahun ini. Selain itu, sektor properti memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDB indonesia.
“Tahun ini investasi dari properti di Q1 sebesar Rp30,6 triliun dan itu kontribusinya adalah nomor empat terhadap PDB,” imbuh Joko.
Sektor properti juga memiliki peran penting dalam mendongkrak perekonomian Indonesia. Untuk itu, REI mengusulkan kepada pemerintah berupa program Propertinomic. “Kami mempunyai proposal kepada pemerintah yang kita sebut Propertinomic. Ini adalah pendekatan baru terhadap properti yang digunakan sebagai pengungkit ekonomi,” pungkas Joko. (SAN)