Daya Saing Indonesia Naik, Kini Peringkat 3 di Asia Tenggara

Ilustrasi (Foto: Kemenkeu)
Jakarta – Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa peringkat daya saing Indonesia tahun ini naik signifikan dari posisi ke-34 di tahun 2023 ke posisi 27. Kepala Negara menyampaikan hal itu dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
“Patut kita syukuri karena dari sini kita tahu di posisi mana kita berada. Karena tidak mudah memperbaiki ranking dalam kondisi dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini,” ucap Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi menyatakan, penilaian terhadap peringkat daya saing tersebut mulai dari sistem pemerintahan, dunia usaha, hingga ekonomi nasional. Dalam ketidakpastian situasi ekonomi global, Presiden menuturkan bahwa ekonomi nasional dapat terkendali dan pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
“Karena ekonomi kita baik, kita bisa mengendalikan ekonomi, bisa meningkatkan growth. Pertumbuhan ekonomi itu menjadi kenaikan utama dari daya saing Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, dunia usaha dan bisnis di Indonesia yang makin kompetitif juga turut berkontribusi dalam peningkatan peringkat daya saing Indonesia. “Di sisi efisiensi bisnis, kita melihat ketersediaan tenaga kerja, jumlah dan skill yang memadai ini menyebabkan kita di level kedua, juga efektivitas manajemen perusahaan,” lanjut Presiden.
3 Besar Asia Tenggara
Riset Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 mencatat Indonesia berada pada posisi ke-27 dari 67 negara. Peringkat Indonesia itu naik 7 level ketimbang WCR 2023 yakni di posisi ke-34. Di Kawasan Asia Tenggara, peringkat daya saing Indonesia berhasil menjadi tiga besar setelah Singapura dan Thailand.
Kepala Negara mengingatkan seluruh jajarannya untuk tetap mencermati kondisi global maupun nasional. Kedua hal tersebut diyakini Presiden dapat berpengaruh terhadap penurunan peringkat daya saing Indonesia. “Stabilitas politik itu penting. Artinya stabilitas mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas itu penting,” imbuhnya.
Meski ada kenaikan peringkat, Presiden Jokowi meminta seluruh pihak untuk memperhatikan dua aspek penting yang dinilai masih lemah yaitu kesehatan dan pendidikan. Menurutnya, harus ada perbaikan terhadap kedua aspek tersebut agar daya saing Indonesia lebih baik lagi.
“Ini yang harus menjadi perhatian kita semuanya agar competitiveness ranking kita setiap tahunnya bisa terus kita perbaiki. Saya kira dua hal, menurut saya kesehatan dan pendidikan, yang perlu menjadi fokus utamanya tentu saja pemerintah ke depan,” kata Presiden Jokowi. (BRN)