Begini Strategi Pemerintah Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi

Pemerintah juga telah mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dengan mengalokasikan anggaran PEN tahun 2022 sebesar Rp455,6 triliun.
0
407
pemulihan ekonomi

Jakarta – Pemerintah terus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional dengan menerapkan berbagai strategi seperti pelonggaran mobilitas masyarakat, implementasi kebijakan fiskal sebagai shock absorber, menjaga stabilisasi harga, peningkatan kualitas SDM melalui Program Kartu Prakerja, serta pengembangan UMKM.

“Berbagai upaya Pemerintah terus dilakukan terutama untuk mewujudkan perekonomian agar tumbuh lebih cepat. Oleh karena itu, saya berharap seluruh pelaku mendukung kebijakan Pemerintah, dan Pemerintah akan terus mendorong untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta,” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Senin, 17 Oktober 2022.

Seiring dengan penurunan kasus pandemi, Pemerintah juga telah mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dengan mengalokasikan anggaran PEN tahun 2022 sebesar Rp455,6 triliun. Anggaran difokuskan untuk penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan penguatan pemulihan ekonomi.

Menyoal target pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Pemerintah juga berupaya mengimplementasikan strategi berupa reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja. Kemudian, percepatan digitalisasi dan pemberantasan kemiskinan ekstrem.

Pemerintah juga berupaya untuk hilirisasi industri berbasis prinsip ekonomi hijau dan optimalisasi Lembaga Pengelola Investasi (LPI)/INA yang mengarah ke sektor energi terbarukan.

Langkah deregulasi perizinan berusaha berbasis risiko (OSS-RBA) juga terus dilakukan Pemerintah guna menjadi game changer dalam mendorong peningkatan investasi.

Tantangan Global

Optimisme pemulihan perekonomian nasional tetap terjaga meski di tengah gejolak tantangan global saat ini. Hal tersebut seiring dengan perbaikan indikator pada berbagai sektor. Salah satu sektor yang menunjukkan perbaikan signifikan, yakni konsumsi dan investasi.

Hal tersebut terlihat dari menguatnya daya beli masyarakat, terjaganya indikator Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran. Lalu, terjaganya PMI manufaktur pada level ekspansi, serta kredit perbankan yang tumbuh di atas 10% sejak Juni 2022.

Capaian positif juga turut terlihat dari sektor eksternal dengan surplus neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan. Kemudian, terjaganya cadangan devisa dan rasio utang pada level aman.

Tercatat pada Januari hingga Agustus 2022, neraca perdagangan telah mengalami surplus hingga USD35 miliar. Faktor pendorongnya adalah ekspor komoditas utama seperti batu bara, palm oil, dan nikel.

“Kerja sama semua pihak termasuk swasta, patut kita syukuri karena Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen selama 3 kuartal terakhir dan berharap di kuartal III dan IV mampu menargetkan pertumbuhan di atas 5 persen sehingga secara year on year di akhir tahun kita targetkan 5,2%,” ungkap Airlangga. (SAN)