
Pembukaan Diklat REI Jawa Timur (Foto: DPD REI Jawa Timur)
Jakarta – Pengembang anggota Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). Kegiatan ini bertujuan mencetak developer yang tangguh dalam menghadapi tantangan kondisi ekonomi.
“Diklat ini dapat membimbing kita untuk bekerja secara lebih baik. Selain mengajarkan tata cara menjadi developer yang benar, pemateri akan menyampaikan berbagai peluang bisnis properti yang ada,” ucap Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI) Paulus Totok Lusida, saat berbicara secara daring dalam pembukaan Diklat REI Jawa Timur bertema; ‘Membentuk Developer Tangguh di Era Pasca Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK)’, Selasa, 2 Agustus 2022.
Totok mengungkapkan, situasi ekonomi makro global secara tidak langsung berpotensi memicu kenaikan tingkat suku bunga di dalam negeri. “Kondisi makro global tentunya butuh perhatian kita bersama. Kita perlu memikirkan terobosan apa yang dapat dilakukan guna mengantisipasi kondisi makro ekonomi dunia yang sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Jawa Timur Soesilo Efendy mengutarakan, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini terselenggara atas dukungan Badan Diklat DPP REI dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. “Hampir 100 peserta pengembang pemula mengikuti kegiatan ini. Saya berharap diklat ini dapat menjawab kebutuhan pengembang anggota REI Jawa Timur terkait kendala yang terjadi seiring terbitnya UU CK,” kata Soesilo.
Soesilo menjelaskan, salah satu isunya mengenai Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) karena masih banyak pemerintah daerah belum menerbitkan payung hukum.
“Peserta yang mayoritas owner developer dapat lebih memahami materi-materi yang disampaikan. Antara lain mengenai persiapan dan perencanaan proyek, strategi marketing properti, manajemen properti serta perpajakan,” ungkapnya.
Ekosistem Perumahan
Kepala Kantor Wilayah 3 Bank BTN, Teguh Wahyudi mengutarakan, dengan pelatihan ini pengembang dapat lebih fokus membangun bisnis properti. “BTN tentunya ingin pelatihan semacam ini bisa lebih optimal diselenggarakan di daerah,” ucap Teguh.
Teguh optimistis ilmu serta wawasan dari pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi para peserta. Utamanya dalam upaya pengembangan usaha properti di daerah. “Saya yakin banyak pengembang pemula di daerah yang butuh pelatihan. Semoga REI bisa mengadakan lebih banyak pelatihan seperti ini di masa-masa mendatang,” tukasnya.
Lebih jauh Teguh menjelaskan, Bank BTN akan turut ambil bagian dalam mendukung pertumbuhan sektor properti baik dari sisi suplai maupun permintaan melalui produk dan jasa layanan perbankan. “Sebagai integrator Program Sejuta Rumah, Bank BTN turut mendukung dari sisi suplai dengan membuka Housing Finance Center (HFC). Entitas ini untuk merintis para kontraktor yang siap terjun di dunia properti serta membantu ekspansi bisnis pengembang melalui penyaluran kredit konstruksi properti,” tutur Teguh.
REI merupakan pemain penting dalam ekosistem perumahan. Untuk itu, Bank BTN mengharapkan dukungan dari REI untuk saling melengkapi dan sinergi. “Kami akan terus mendukung pembiayaan KPR subsidi maupun non-subsidi untuk anggota REI di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Menurut Teguh, kerja sama kedua belah pihak adalah sebuah keniscayaan. “Apalagi, potensi kerja sama untuk memacu penyaluran KPR masih sangat besar,” tukasnya.
Saat ini, Bank BTN telah membuka peluang kerja sama dengan berbagai institusi. “Kerja sama itu, misalnya, dengan TNI Angkatan Darat, Polri, Indomaret, Alfamart, Pos Indonesia, dan masih banyak lainnya,” ungkapnya.
Teguh meyakini bahwa kerja sama Bank BTN dengan sejumlah institusi itu merupakan potensi yang sangat besar bagi anggota REI. “Bank BTN berkomitmen untuk terus mendukung penyaluran pembiayaan perumahan bersama REI. Kami akan mendukung penyaluran KPR dan KYG yang lebih besar,” pungkasnya. (BRN)