Jakarta – Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) bersama Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) menggagas program magang di perusahaan pengembang skala nasional. Kegiatan ini bertujuan mencetak pelaku usaha baru di bidang properti.
“Model ini juga sebagai upaya REI untuk mengurangi kesenjangan antara pengembang besar dan kecil maupun kesenjangan ekonomi,” kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) REI Paulus Totok Lusida, dalam Seminar “Optimalisasi Peran Usaha Mikro Kecil Menengah dalam Mewujudkan Keadilan Ekonomi dan Keadilan Sosial” secara virtual, beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu muncul gagasan untuk mencangkokkan pengusaha yang ingin terjun di bidang properti ke pengembang besar dengan membangun rumah di lahan mereka. Hasil rumah tersebut lantas dijual ke komunitas para pengembang baru tersebut.
“Saya sudah komunikasikan gagasan ini kepada para pengembang besar dan mereka menyambut dengan baik. Bahkan mereka siap membina para pengusaha baru yang ingin menjadi pengembang,” tambahnya.
Para calon pengembang itu tidak hanya magang sebagai pekerja. Tapi sebagai pengusaha. Mereka yang merancang model-model rumah untuk menengah bawah dan menjualnya dengan menggunakan lahan pengembang besar. “Kami juga akan merekomendasikan mereka ke perbankan yang bisa membiayai pembangunan rumahnya. Karena lahannya menggunakan milik pengembang besar, sehingga tidak perlu modal besar,” tambah Totok.
Menurut Totok, KAHMI bersikap pro aktif mengajak REI untuk menciptakan pengusaha properti baru. “Kebetulan mereka aktif mengajak REI untuk menciptakan pengusaha properti baru di kalangan mereka. Lagi pula KAHMI kan punya komunitas yang potensial menjadi pasar properti,” tuturnya.
Totok berkeyakinan, model ini akan bisa mengurangi kesenjengan yang cenderung makin lebar di dunia properti. Kerjasama strategis ini juga bisa bermakna pemerataan ekonomi. “Ketika saya sampaikan di kalangan pengusaha muda KAHMI, mereka sangat antusias. Apalagi mereka pada umumnya sudah punya komunitas yang potensial sebagai market pembeli properti,” tambah Totok.
Dia ingin program pembinaan pengembang baru ini bisa semakin meluas sehingga akan makin banyak kelompok-kelompok masyarakat yang ingin menjadi pengusaha. Khususnya mereka yang ingin merintis usaha di bidang properti.
REI tidak hanya mengurusi pengembang yang sudah menjadi anggota. Tapi juga berkewajiban menciptakan pengusaha-pengusaha baru sehingga rasio pengusaha di Indonesia makin tinggi.
“Dan yang penting juga, ini dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah kesenjangan ekonomi sehingga bisa menciptakan stabilitas yang berkelanjutan. Ini tanggung jawab sosial REI,” pungkasnya. (BRN)