Dalam satu dasawarsa lampau, kata Alvin, pemasaran apartemen relatif jauh lebih mudah dibandingkan situasi di masa sekarang. Hal itu didukung adanya tren kala itu dimana apartemen menjadi salah satu indikator bagi kalangan berduit. “Sekitar tahun 2010, apartemen menjadi simbol yang menaikkan gengsi pemiliknya,” tutur Alvin.
Kendati demikian, Alvin berkeyakinan pasar hunian vertikal di kawasan aglomerasi Jakarta tetap akan bertumbuh. Optimismenya itu tentu bukan tanpa alasan yang kuat. Citra positif kawasan properti terpadu Alam Sutera tentu menjadi pertimbangan bagi penjualan unit apartemen tersebut. “Elevee Condominium dibangun di area inti di tengah kawasan Alam Sutera. Calon pembeli properti tidak asing dengan Alam Sutera, sebuah kawasan seluas 800 hektare yang dikembangkan sejak 30 tahun silam,” ucap Alvin.
Elevee Condominium merupakan proyek hunian vertikal premium garapan PT Alfa Goldland Realty, anak usaha PT Alam Sutera Realty Tbk. Kondominium ini berdiri di lahan seluas 4 hektare di dalam Escala-Central Business District, kawasan kavling komersial seluas 19 hektare dengan konsep hijau dan modern di Alam Sutera. “Kawasan ini merupakan lahan terakhir dan tentunya yang paling strategis di Alam Sutera,” ungkap Presiden Komisaris Alam Sutera Realty Tbk, Haryanto Tirtohadiguno. Posisi lahan tersebut berseberangan dengan Mall @Alam Sutera yang dibelah Jalan Bulevar Alam Sutera.
Senada dengan Haryanto, Alvin mengutarakan, Elevee Condominium yang dibangun di lahan paling strategis di Alam Sutera tentu sangat membantu upaya pemasarannya. “Proyek last piece of land ini merupakan ‘daging’ dari proyek properti terpadu yang dikembangkan Alam Sutera. Lokasi yang sangat strategis di kawasan yang lengkap pendukung sangat lengkap tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi calon pembeli,” kata Alvin.
Terbukti catatan penjualan unit kondominium premium tersebut. Sejak awal ditawarkan tahun 2020 lalu, hingga kini telah terjual 400 unit hunian dari total 550 unit yang tersedia. Sebanyak 60% dari nilai transaksi yang telah dibukukan itu menggunakan skema tunai bertahap maksimal 36 bulan. “Skema tunai bertahap ini merupakan bagian dari strategi marketing sehingga menarik minat calon pembeli,” ucap Alvin. (BRN)