Page 20 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi Agustus 2024
P. 20

ASPIRASI DAERAH

                      Realisasi Rumah di Sulbar



                   Diprediksi tak Capai Target




                                                   ewan Pengurus Daerah Realestat   proaktif dan membuka kesempatan investasi,
                                                   Indonesia  (DPD  REI)  Sulawesi  Barat   maka perekonomian Sulbar bisa tumbuh lebih
                                                   memperkirakan realisasi penjualan   cepat, sehingga memacu daya beli masyarakat.
                                            Drumah di daerah tersebut di tahun     Sebagai contoh, dia mengaku iri terhadap
                                             2024 hanya tercapai 50% dari target. Kondisi   Provinsi Banten yang pemerintah daerahnya
                                             tersebut dikarenakan ketidakpastian kuota   memberikan tarif nol persen untuk Bea Perole-
                                             FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Peruma-  han Hak atas  Tanah dan Bangunan (BPHTB)
                                             han) yang tahun ini sangat minim.  khusus untuk rumah bersubsidi. Menurut
                                                Sepanjang 2024, REI Sulawesi Barat (Sul-  Ginting, seandainya saja pemerintah daerah di
                                             bar) menargetkan realisasi sebanyak 2.500 unit   Sulbar juga mau melakukan hal tersebut, maka
                                             rumah dengan rincian 90% rumah subsidi dan   sektor properti di Sulbar bisa berkembang le-
                                             10% rumah komersial(non-subsidi).   bih pesat.
                                                “Kemungkinan hanya 50% dari target yang   “Harapan kami BHPTB untuk rumah sub-
                                             akan tercapai. Pertama karena pengembang di   sidi juga dapat dibebaskan, apalagi potensi
                MINTA JAYA GINTING           Sulbar memang memulai pembangunan lebih   pasar properti di Sulbar cukup besar karena
               KETUA DPD REI SULBAR          lambat menunggu kepastian kuota FLPP dan   berdekatan dengan IKN (Ibu Kota Negara) Nu-
                                             nampaknya juga akan berhenti membangun   santara, tetapi belum digali secara optimal,” te-
                                             karena masalah kuota FLPP” tegas Ketua DPD   gas Ginting.
                                             REI Sulbar, Minta Jaya Ginting yang dihubungi,
                                             baru-baru ini.                     Penyediaan Lahan
                                                Ginting, demikian dia akrab disapa, me-  Selain pembebasan BPHTB, REI Sulbar
                                             nambahkan sejak akhir 2023 anggota REI   mengharapkan pemerintah bisa ikut meng-
                                             Sulbar sudah mengerem pembangunan de-  intervensi upaya pengembang dalam membe-
                                             ngan alasan ketidakpastian kuota di 2024. Baru   baskan lahan untuk pembangunan rumah
                                             pada Februari 2024, pengembang di provinsi   bersubsidi. Pasalnya, harga untuk rumah
                                             hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan   subsidi di daerah terus naik tidak terkendali.
                                             itu mulai membangun kembali. Dia mengaku   Setidaknya, kata Ginting, pemerintah dapat
                                             khawatir akan kehabisan kuota FLPP lebih   hadir sebagai mediator agar harga lahan lebih
                                             dulu di tahun ini dibandingkan provinsi lain   wajar. Dengan begitu, kepastian pasokan
                                             di Pulau Sulawesi. Pasalnya, pembangunan   rumah bersubsidi lebih terjamin dan angka
                                             rumah subsidi di Sulbar selalu terhenti setiap   backlog perumahan teratasi.
                                             jelang akhir tahun karena kuota subsidi yang   Untuk  diketahui,  72%  lahan  di  Sulbar
                                             sudah habis.                       adalah hutan lindung dan hanya 15% yang
                                                “Di luar isu kuota FLPP, situasi di Sulbar   saat ini bisa dijadikan hunian.  Terbatasnya
                                             sudah banyak membaik. Bahkan, animo ma-  lahan membuat harga lahan di Sulbar tidak
                                             syarakat cukup tinggi untuk memberi properti.   terkendali dan pengembang kesulitan untuk
                                             Oleh  karena  itu,  kami  berharap  pemerintah   mendapatkan tanah untuk dibangun rumah
                                             daerah terus menggeliatkan ekonomi agar pa-  subsidi seharga Rp173 juta. 
                                             sar properti ikut terkerek naik,” harapnya.  “Harapan lain, kami mendorong ada pela-
                                                Ginting menjelaskan sebagai daerah yang   buhan kontainer di Sulbar agar bahan material
                                             paling muda di Sulawesi, sebenarnya banyak   dari pabrik di Surabaya bisa langung datang
                                             potensi ekonomi di Sulbar yang belum tergali,   sehingga harga bahan bangunan di Sulbar da-
                                             baik dari sisi sumber daya alam maupun pari-  pat lebih stabil,” pungkas Ginting. (Teti Purwanti)
                                             wisata. Menurutnya, jika pemerintah mau



                                               “Harapan kami BHPTB untuk rumah subsidi juga dapat
                                                dibebaskan, apalagi potensi pasar properti di Sulbar
                                               cukup besar karena berdekatan dengan IKN (Ibu Kota
                                              Negara) Nusantara, tetapi belum digali secara optimal.”

          20   |  Edisi 212, Agustus 2024  |  RealEstat Indonesia
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25