Gencarkan Penyaluran Kredit, BTN Kembali Gelar Akad Kredit Massal
BOGOR – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menggelar akad massal KPR untuk 7.900 unit rumah yang dilakukan secara serempak di sejumlah wilayah di Indonesia dalam waktu sehari. Akad massal KPR yang dilaksanakan ini merupakan upaya BTN untuk mempercepat penyaluran KPR sekaligus sebagai bagian dari upaya untuk mendukung penguatan program perumahan rakyat dimana tahun ini BTN menargetkan peningkatan market share KPR menjadi 84%.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menjelaskan akad massal secara serentak tersebut merupakan wujud nyata BTN dalam mendukung keberlanjutan program perumahan rakyat. Setelah sebelumnya melaksanakan akad massal KPR di Tigaraksa, Banten dan di Sidoarjo, Jawa Timur, seremoni akad massal kembali digelar di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diselenggarakan sekaligus untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79.
“Semoga pelaksanaan akad massal hari ini meningkatkan semangat kita, bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan bersama dengan Pemerintah dan seluruh stakeholder terkait perumahan merupakan sebuah bentuk sinergi dan kolaborasi positif sekaligus menjadi sebuah komitmen bersama untuk mendukung seluruh Program Perumahan Nasional yang dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ini juga merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya Zero Backlog pada tahun 2045,” kata Nixon saat menyampaikan sambutannya di acara Akad Massal KPR & KUR di Cileungsi, Bogor, Rabu, (31/7).
Pada acara yang digelar di Perumahan Pesona Kahuripan 9 tersebut terlihat para debitur KPR subsidi sangat antusias melaksanakan akad kredit. Akad kredit massal kali ini diikuti hampir 5.000 debitur dengan berbagai macam latar belakang, yaitu dari kalangan TNI, Polri dan PNS serta pekerja sektor informal seperti pedagang makanan dan minuman, pedagang pasar, tukang bengkel dan sektor usaha lainnya di seluruh Kantor Cabang BTN di Indonesia.
Nixon di kesempatan tersebut juga mengapresiasi Kementerian BUMN, Kementerian PUPR dan BP Tapera yang telah mempercayakan BTN untuk menyalurkan KPR bersubsidi dengan kuota terbanyak pada tahun 2024.
Memasuki semester II-2024, BTN semakin tancap gas. Dari bulan Januari hingga Juli 2024, BTN telah merealisasikan sebanyak kurang lebih 112.000 unit KPR subsidi baik dari skema FLPP maupun Tapera. Sementara kuota nasional untuk KPR FLPP yang ditetapkan Pemerintah di 2024 sebanyak 166.000 unit.
Pada bulan Juli 2024, akad kredit yang telah dilakukan lebih dari 20.000 unit KPR subsidi, Nonsubsidi dan KUR, dan ditutup dengan akad massal hari ini sebanyak kurang lebih 7.900 unit.
Nixon sangat menyambut baik program dari Presiden dan Wapres Terpilih Prabowo – Gibran untuk menurunkan backlog perumahan di Indonesia melalui Program Pembangunan 3 Juta Rumah.
“Ini adalah program keberpihakan kepada rakyat untuk masalah rumah yang sangat bagus dan BTN sudah menyampaikan usulan kepada Pemerintah terkait perubahan skema KPR subsidi termasuk beberapa usulan program pembiayaan perumahan sehingga penyaluran 3 juta rumah tersebut diharapkan dapat terealisasi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Mohammad Zainal Fatah, menuturkan bahwa akad massal serentak yang dilaksanakan BTN patut diapresiasi. Selain menjadi penanda bahwa Pemerintah terus bergerak untuk melayani dan memastikan pemenuhan perumahan rakyat, juga penanda upaya keras dari seluruh ekosistem BTN, pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kita terus ingin mengurangi gap perumahan yang ada sekarang,” ujar Zainal.
Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Hattari mengatakan Kementerian BUMN terus mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat, termasuk melalui BTN dalam hal pembiayaan. Yang saat ini terus dipastikan adalah agar pembiayaannya tepat sasaran. Selain itu, perlu dipastikan juga bagaimana agar suku bunga pembiayaannya bisa lebih rendah lagi, melalui kerja sama dengan beberapa instansi dan lembaga pemerintahan lainnya.
“Tentunya tingkat suku bunganya perlu melihat lagi tingkat kemampuan daya beli masyarakat,” sebut Rabin.
Digitalisasi KUR BTN
Tak hanya perhatian dalam segmen KPR saja, BTN juga turut mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyaluran kredit modal usaha, yang telah mencapai sekitar Rp2,84 triliun hingga Juni 2024 atau tumbuh sekitar 33,3% (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini sejalan dengan meningkatnya para pelaku UMKM yang menerima Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BTN yang secara tahunan bertumbuh sebesar 98,75%.
Nixon memaparkan, dari total kredit modal usaha tersebut, sebanyak Rp797,8 miliar disalurkan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Rp2,04 triliun untuk Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM). Hingga Juni 2024, pertumbuhan KUR BTN mencapai 17,2% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan KUMKM melonjak 40,8% (yoy).
BTN terus meningkatkan penyaluran kredit UMKM dengan menyasar khususnya pada sektor-sektor usaha yang tumbuh akibat multiplier effect dari ekosistem perumahan. Untuk mendukung hal tersebut, BTN telah melakukan transformasi dan digitalisasi proses kredit UMKM yaitu peningkatan pelayanan dan kemudahan akses kredit kepada UMKM.
“BTN mendukung UMKM agar terus tumbuh berkembang dan naik kelas, dengan penyaluran kredit yang berkualitas dan tepat sasaran,” pungkas Nixon. (MRI)