Meneropong Masa Depan Pembangunan Perkotaan Usai Pilkada 2024
Jakarta – Menarik untuk dicermati masa depan pembangunan perkotaan usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 yang dilakukan serentak. Menteri PPN/Kepala Bappenas era 2014-2015 Andrinof A. Chaniago menekankan pentingnya pendekatan kebijakan yang knowledge base atau scientific base yang harus dipahami para calon kepala daerah.
“Karena konsekuensi padatnya penduduk, keragaman penduduk, masalah publiknya kompleks dan banyak. Untuk itu, di sinilah pentingnya pendekatan yang knowledge base atau scientific base yang harus dipahami para calon kepala daerah dan juga para perencana di dalam pemerintahan kota,” ucapnya dalam acara Urban Dialogue IAP Jakarta yang dgelar secara daring pada Selasa, 24 September 2024.
Lebih jauh Andrinoff menjelaskan, calon pemimpin daerah harus memiliki mindset belanja solusi. Dengan menerapkan mindset tersebut diharapkan dapat melahirkan kebijakan yang efektif, efisien, tepat sasaran, dan optimal.
“Modal untuk belanja solusi adalah ketemu dengan para pakar dari Iakatan Ahli Perencanaan, sosiolog, tata kelola tata pemerintahan, termasuk ahlinya megaurban. Mindset ini harus dimiliki oleh pemimpin kota atau calon pemimpin kota. Harus punya mindset berpikir strategis melihat bahwa masalah ini saling terkait satu sama lain,” urainya.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Tangerang periode 2013-2023, Arief Wismansyah menuturkan, figur kepala daerah harus mengetahui permasalahan yang ada dan memiliki keinginan untuk belajar mencari solusi.
“Sangat penting figur-figur kepala daerah tahu masalah dan mau belajar mencari solusi karena tidak bisa diselesaikan sendiri. Melalui forum ini saya berharap teman-teman urban planning setelah nanti selesai pemilukada, siapapun yang dipilih, saran saya adalah memberikan masukan sebagai akademisi, sebagai komunitas dan lain sebagainya,” kata Arief.
Terobosan pembangunan perkotaan
Sementara Ketua Ikatan Ahli Perencana Wilayah dan Kota (IAP) Jakarta, Adhamaski Pangeran menyoroti terobosan dalam pembangunan perkotaan. Sejak pemilihan langsung dilakukan, banyak contoh pembangunan perkotaan yang berhasil dengan berbagai terobosan.
“Dalam beberapa dekade ini, sebetulnya ada contoh-contoh baik pemimpin-pemimpin daerah di tingkat kota yang banyak melakukan terobosan luar biasa. Demokrasi kita dalam pemilihan langsung itu banyak memberikan harapan terhadap pengembangan perkotaan di Indonesia,” terangnya.
Pilkada serentak 2024 ini, imbuh Adhamaski, juga merupakan momentum untuk membuat pemerintahan yang efektif. “Karena untuk pertama kalinya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dilakukan pada waktu yang bersamaan,” sambungnya.
Adapun dalam hal tantangan dalam membangun kota Head of the Department of Politics and Social Change at CSIS Indonesia Arya Fernandes menjelaskan kota yang baik adalah kota dimana warganya aktif dan pemimpinnya visoner dan inovatif.
“Tapi untuk membuat warga yang aktif dan pemimpin yang visioner dan inovatif itu tidak mudah karena kita dihadapi dengan situasi-situasi lokal yang membuat tidak mudah bagi seorang kepala daerah terpilih untuk bisa mengimplementasikan program-programnya dengan baik,” katanya. (SAN)