Pengembang Menjerit, Tambahan Kuota FLPP Belum Realisasi

Pengembang rumah MBR menanti realisasi tambahan kuota FLPP (Foto: Istimewa)
Nina mengutarakan, semua pengembang anggota REI Gorontalo mengandalkan pembiayaan dari perbankan. “Developer REI Gorontalo memanfaatkan dukungan pendanaan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI). Namun saat ini pembangunan maupun penjualan rumah subsidi di Gorontalo praktis terhenti karena kuota habis,” ucapnya.
Ekonomi Terusik Kuota FLPP
Pengembang berharap di akhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo bisa segera merespons hambatan pembiayaan dalam pembangunan hunian bersubsidi bagi MBR. Pasalnya, Program Satu Juta Rumah sebagai wujud keberpihakan pemerintah terhadap rakyat dipastikan bakal terganjal masalah kuota.
“Kita sambut baik rencana pemerintah menambah kuota FLPP. Tapi sampai hari ini seperti melihat hilal yang belum nampak. Saya melihat pemerintah masih ragu-ragu, atau cuma memberi harapan palsu,” tegas Ketua DPD REI Sumatera Selatan Zewwy Salim, saat diwawancarai terpisah.
Awi, sapaan karib Ketua REI Sumsel, khawatir keterlambatan pemerintah dalam merealisasikan penambahan kuota dapat menimbulkan efek domino terhadap perekonomian. “Sektor properti melibatkan 185 industri ikutan yang bakal terganggu jika di sektor industri yang ada di hulunya bermasalah. Keterlambatan pemerintah mengeksekusi penambahan kuota maka akan banyak developer berguguran dan akan menarik industri ikutan lainnya,” tegas Awi.
Menurut Awi, dari sekitar 400 developer anggota REI Sumsel, sebanyak 80% membangun rumah subsidi. “Dari total jumlah anggota REI Sumsel itu, seperempat atau sekitar 100 perusahaan merupakan developer baru. Mereka belum punya pondasi yang kokoh. Begitu terkena badai kuota, mereka ini yang akan lebih dulu tumbang,” tukas Awi.