Rumah Sewa, Cara Tiongkok Seimbangkan Pasar
Sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia, Tiongkok sedang menghadapi permasalahan dalam menyediakan rumah bagi rakyatnya, khususnya di kota – kota megapolitan. Uniknya, Tiongkok memandang bahwa peningkatkan pasokan rumah sewa murah menjadi solusi dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat, sekaligus dapat menyeimbangkan pasar perumahan yang didominasi oleh rumah milik.
Pada bulan Desember, para pemimpin teratas Tiongkok berjanji untuk fokus pada pengembangan pasar perumahan sewa untuk membantu menyelesaikan masalah perumahan di kota-kota besar, di mana harga rumah tetap tinggi.
Pemerintah pusat Tiongkok khawatir kelangkaan rumah sewa yang terjangkau akan menyebabkan kekurangan tenaga kerja murah. Yang mana kemudian kekurangan tenaga kerja kota yang murah akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Bahkan, Partai Komunis Tiongkok (The Chinese Communist Party) memutuskan perubahan dalam kebijakan real estat di Konferensi Kerja Ekonomi Pusat, sehingga menyatakan “Pasokan tanah harus mendukung pembangunan perumahan sewa.”
Dalam pertemuan tahunan anggota parlemen dan penasihat politik lokal, yang diselenggarakan di Shanghai, Shenzhen dan Guangzhou di provinsi Guangdong, dan Hangzhou di provinsi Zhejiang, Walikota Shanghai Gong Zheng, menyatakan bahwa kota ini akan mempercepat pembangunan perumahan sewaannya dan memastikan 53.000 unit akan tersedia untuk disewakan tahun ini.
Shanghai memang akan menjadi salah satu dari beberapa kota di Tiongkok yang telah menyisihkan tanah untuk rumah sewa. Selama 5 tahun ke belakang, atau sesuai dengan Rencana Lima Tahunan ke-13 (2016 – 2021), Shanghai telah membangun 700.000 unit rumah sewa.
“Pada akhir 2020, Shanghai telah menyediakan 152 lahan untuk pembangunan lebih dari 10 juta meter persegi (gross floor area) untuk rumah susun sewa,” kata Feng Ganghua, seorang pejabat di Shanghai Municipal Housing Administration sebagaimana dikutip dari chinadaily.com
Bukan hanya Shanghai, kota Shenzhen pun turut meningkatkan pasokan perumahan sewa dengan menyisihkan bidang tanah untuk pembangunan perumahan sewa dan merenovasi beberapa bangunan yang ada menjadi rumah sewa, sesuai pernyataan otoritas perumahan dalam situsnya pada hari Senin.
Para akademisi pun juga mendukung kebijakan tersebut. Yu Xiaofen, wakil presiden Zhejiang University of Technology dan dekan Chinese Academy of Housing and Real Estate menyatakan bahwa rumah sewa murah adalah penting karena membantu mengatasi masalah perumahan dari populasi migran yang besar di negara tersebut, apalagi rumah sewa juga masuk dalam program prioritas dalam Rencana Lima Tahunan ke-14 (2021 – 2026).
“Negara ini mengalami tingkat urbanisasi yang cepat dengan ditandai oleh babak baru restrukturisasi dan pengembangan kota baru. Industri baru serta populasi baru berbondong-bondong ke kota ini, sehingga meningkatkan prospek sektor real estate,” kata Yu Xiaofen.
Lebih lanjut, Yu Xiaofen juga mengatakan bahwa pada saat ini pasar perumahan sewa menghadapi tiga masalah utama, yaitu biaya operasi yang tinggi, risiko manajemen, dan ketidakpastian laba. Kepastian pemerintah pusat untuk memberlakukan kebijakan yang lebih menguntungkan untuk sektor perumahan sewa akan memotivasi pengembang untuk sama pentingnya dengan menjual dan menyewakan properti.
Sepakat dengan Yu Xiaofen, kepala penelitian di Beijing Zhongfang-Yanxie Technology Service Ltd , Hui Jianqiang, juga percaya bahwa perumahan sewa adalah solusi ideal bagi pendatang baru di kota karena mereka tidak mampu membayar harga rumah yang tinggi. (ADH)