Sang Pemikir Hunian MBR Itu Telah Tiada

Duka menyelimuti sektor perumahan khusus MBR. Profesor Budi Prayitno, pengajar Departemen Arsitektur dan Perencanaan FT UGM tutup usia, Sabtu, 15 Mei 2021.
0
491

Jakarta – Duka menyelimuti sektor perumahan khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Profesor Budi Prayitno, pengajar Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) tutup usia, Sabtu, 15 Mei 2021.

“Kabarnya, Mas Budi kelelahan dan terkena serangan jantung. Beliau adalah sosok yang sederhana dan santun. Tapi pemikirannya sangat kritis, terutama menyangkut isu perumahan MBR,” ungkap Ketua Umum The Housing and Urban Development (HUD) Institute, Zulfi Syarif Koto, saat menghubungi industriproperti.com via sambungan telepon, Sabtu, 15 Mei 2021.

Zulfi menuturkan, dirinya sudah cukup lama mengenal Guru Besar FT UGM itu. “Saya kenal Mas Budi sejak beliau kerap menyumbangkan pemikirannya bagi Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Hubungan profesional semakin intens dan berlanjut setelah saya pensiun dan mendirikan HUD Institute pada tahun 2010 dimana beliau menjadi Wakil Ketua Umum. Kemudian, sejak 2016 lalu Mas Budi dipercaya sebagai Ketua Dewan Pakar HUD Institute,” ujar Deputi Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat periode 2005 – 2010.

Kenangan manis yang ditorehkan almarhum Budi Prayitno, juga sangat membekas di sanubari Ketua Umum Konsorsium Nasional Perumahan Rakyat (Kornas Pera), Muhammad Joni.

“Dalam balutan senyum, namun dengan lugas beliau menularkan teladan, komitmen dan pemihakan pada urusan perumahan dan permukiman khususnya MBR. Kiprah dan pemikirannya menerobos dan sangat dibutuhkan,” tutur Joni.

Joni mengingat, Prof Budi Prayitno seolah tak kenal letih dalam menebarkan amalan dan kebaikan terhadap kesejahteraan perumahan rakyat. “Saya acap mengutip pendapat dan terinspirasi dari Prof. Budi Prayitno, semisal tentang co-habitation. Selain

Profesor Budi Prayitno (Foto: ugm.ac.id)

itu, pemikirannya yang juga menarik adalah soal industrialisasi perumahan yang diperlukan untuk keterjangkauan, efisiensi, dan penyediaan perumahan bersubsidi skala besar,” tukas Joni.

Sumbangsih pemikiran penyandang gelar Doctor of Engineering bidang Human Settlement Planning and Engineering dari Universitas Kyoto Jepang tahun 1997, yakni untuk mengatasi backlog atau kesenjangan antara pasokan dengan kebutuhan hunian MBR juga patut diperhitungkan. “Pemikiran Prof Budi agar backlog perumahan MBR bisa segera diatasi dengan gerak cepat, namun terjangkau atau terukur. Saya tambahkan, kebijakan terkait backlog itu juga harus bebas rente,” tegas Sekretaris Jenderal HUD Institute.

Sikap santun guru besar yang menekuni bidang arsitektur, permukiman dan perkotaan itu juga selalu diperlihatkannya ketika berkomunikasi dengan para jurnalis. “Figur Pak Budi sangat humble,” tutur Ketua Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera), Masykur Hardiansyah.

Aan, sapaan karib jurnalis propertyinside.id, menyebut bahwa mendiang Prof Budi Prayitno senantiasa meluangkan waktu untuk menyumbangkan pemikiran tentang perumahan rakyat. “Kami kerap mengundang beliau untuk menjadi narasumber dalam sejumlah diskusi tentang perumahan rakyat di Jakarta. Padahal, Pak Budi berdomisili di Yogyakarta, dan dia tidak pernah meminta imbalan,” kenang Aan.

Dari sejumlah hasil risetnya tentang perumahan dan perkotaan, setidaknya dua karya mendiang Prof Budi Prayitno meraih penghargaan Penelitian Terbaik Nasional Hibah Strategis Nasional berturut-turut pada tahun 2011 dan 2012. Beberapa buku yang pernah ditulis adalah Kesejahteraan Rakyat atas Papan (2012), Perlindungan Hak Bermukim MBR dan Warga Miskin Perkotaan (2012), Konsolidasi Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (2013), Tata Kelola Konsolidasi Perumahan Rakyat (2013).

Bahkan pada tahun 2012, Prof Budi Prayitno memperoleh penghargaan internasional Regional Center Expert Recognition for Education of Sustainable Environment Awards dari United Nations melalui karyanya “Kampung Upgrading and Greening: Enabling and Learning Process for Consolidation-based Urban Settlement Redevelopment Project”.

Mendiang Prof Budi Prayitno juga diganjar penghargaan Satya Lencana Karya Satya pada tahun 2012 dari Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono atas 25 tahun pengabdiannya di dunia akademis.

Selamat jalan Prof Budi.. (BRN)